Minggu, 27 Januari 2013

Laa Tahzan



♥~♥ ♥♫•¸.•´¯`•.♥¸•´¯`•.♥•´- ♥♫•¸.•´
¯`•.♥¸•´¯`•.♥ ♥~♥ Kesedihan tak kan abadi ♥~♥ Maka tersenyumlah wahai diri … Roda kehidupan slalu berputar ada kalanya bahagia terasa, sedih merintih dan juga airmata. Tapi taukah kamu, ada Dia yang slalu menatapmu lembut yang tau mana yang terbaik untukmu. Dia memberi apa yang engkau butuhkan bukan yang engkau inginkan. Maka tersenyumlah wahai diri … Semua yang terjadi juga karna kehendak-Nya, semua yang berjalan sesuai rencana-Nya. Ilmu-Nya meliputi segalanya dan kau tak mungkin menjangkaunya jadi untuk apa kau resah untuk sesuatu yang belum pasti kejadiannya. Bukankah janji-Nya itu pasti ?? Dialah Alloh Yang Maha Mengetahui Maka tersenyumlah wahai diri … Ada Dia yang Maha Pemberi, dan Dia memberikan kepadamu segala apa yang kau mohonkan kepada-Nya. Dan jìka kau menghitung nikmat Alloh, niscaya kau tak kan mampu menghitungnya, maka bersyukurlah Maka tersenyumlah wahai diri … Hidup terus berjalan meski kadang hati tak menginginkan, yang dicinta kan pergi yang didamba kan hilang, maka dekatkanlah dirimu dengan-Nya dengan Dia yang Maha Kekal Maka tersenyumlah wahai diri … Hamba memang rapuh dalam langkah, kadang tak setia kepada-Nya. Tapi tetap gantungkan harapan dan asamu kepada-Nya Dia Yang Maha Kuasa, kau tak kan kecewa. Maka tersenyumlah wahai diri … Ini ujian dari-Nya, dan Dia tak kan menguji hamba melebihi kemampuannya. Tapi bukankah manusia itu memang diuji tuk mengetahui mana yang paling bertaqwa kepada-Nya, maka tetaplah istiqomah Maka tersenyumlah wahai diri … Masih ßanyak lagi saudara"mu yang jauh lebih sakit dan menderita, slalu ada hikmah dibalik musibah slalu ada kemudahan setelah kesulitan, semua pasti indah pada waktunya. Maka bersabarlah ″ maka tersenyumlah wahai diri … semua yang terjadi akan berakhir dan kembali kepada-Nya ″ (´'`v´'`) `•.¸.•´ ¸.•´¸.•*¨)¸.•*¨) (¸.•´ (¸.•´¸¸.¨¨`♥~♥ La Tahzan Innallaha ma'ana........

Jumat, 21 Desember 2012

Syarat-syarat Pakaian Muslimah




Syarat pakaian perempuan/ muslimah (sebagaimana diaturnya pakaian laki-laki muslim) antara lain :

1. Menutupi aurat (seluruh tubuh selain muka dan telapak tangan)
Sebenarnya ada pendapat lain yang menyatakan bahwa muka dan telapak tangan juga termasuk aurat. Syaikh Abdul Aziz Bin Baz dan Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahumallah termasuk di dalam ulama yang berpendapat seperti itu. Sementara Syaikh Al Albani rahimahullah membolehkan perempuan membuka muka dan telapak tangannya. Dan perbedaan ini bukan monopoli ulama mutaakhirin. Masing-masing ulama yang saya sebut di atas memiliki salafnya masing-masing.

2. Kainnya tidak boleh tipis (apalagi yang bisa menerawang)
Ya, kalau tipis, apanya yang ditutupi? Malah, kalau tipis boleh jadi para laki-laki yang melihatnya malah akan semakin penasaran dan semakin melotot.
Sabda Rasulullah :
“Pada akhir ummatku nanti akan ada wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang. Diatas kepala mereka seperti terdapat punuk unta. Kutuklah mereka karena sebenarnya mereka adalah kaum yang terkutuk”
(HR. Ahmad 2/223.Menurut Al-Haitsami rijal Ahmad adalah rijal shahih)
Ibnu Abdil Barr berkata:
“Yang dimaksud Nabi adalah wanita yang mengenakan pakaian tipis, yang dapat mensifati(menggambarkan) bentuk tubuhnya dan tidak dapat menutup atau menyembunyikannya. Mereka itu tetap berpakaian namanya akan tetapi hakekatnya telanjang”
(Dikutip oleh Imam As-Suyuti dalam Tanwirul Hawalik 3/103)

3. Longgar, tidak ketat, yang bisa membentuk tubuh
Ini juga seperti pakaian yang tipis yang boleh jadi akan membuat penasaran para laki-laki (kepikiran terus sama laki-laki yang melihat)
Diriwayatkan oleh Ummu Ja’far binti Muhammad bin Ja’far bahwasanya Fatimah binti Rasulullah shalallahu alaihi wassalam berkata:
“Wahai Asma! Sesungguhnya aku memandang buruk apa yang dilakukan kaum wanita yang mengenakan baju yang dapat menggambarkan tubuhnya. Asma berkata:Wahai putri Rasulullah! Maukah kuperlihatkan kepadamu sesuatu yang pernah aku lihat di negeri Habasyah? Lalu Asma memabwakan beberapa pelepah daun kurma yang masih basah, kemudian ia bentuk menjadi pakaian lantas dipakai. Fatimah pun berkomentar:Betapa baiknya dan eloknya baju ini, sehingga wanita dapat dikenali(dibedakan) dari laki-laki dengan pakaian itu. Jika aku nanti sudah mati, maka mandikanlah aku wahai Asma bersama Ali (dengan pakaian penutup seperti itu) dan jangan ada seorangpun yang menengokku ! tatkala Fatimah meninggal dunia maka Ali bersama Asma yang memandikannya sebagaimana yang dipesankan”
(dikeluarkan oleh Abu Nuaim dalam kitab Al-Hilyah 2/43)

4. Tidak pakai wewangian
Kalo kita belajar mengenai parfum ini di dunia barat sekuler, tentu kita mengetahui salah satu “fungsi” parfum sebagai alat seducing man. Begitulah mudharat dari parfum yg dipakai oleh perempuan (di luar rumah).
Dari Abu Musa Al-Asyari bahwasanya ia berkta Rasulullah bersabda :
“Siapapun perempuan yang memakai wewangian, lalu ia melewati kaum laki-laki agar mereka mendapatkan baunya, maka ia adalah pezina”
(HR.An-Nasai II:38,Abu dawud II:92, At-Tirmidzi IV:17, At-Tirmidzi menyatakan hasan shahih)
Dari Zainab Ats-Tsaqafiyah bahwasanya Nabi bersabda :
“Jika salah seorang diantara kalian (kaum wanita) keluar menuju masjid, maka janganlah sekali-kali mendekatinya dengan memakai parfum”
(HR. Muslim dan dalam Ash-shahihah 1094)

5. Tidak tasyabbuh (Menyamai) dengan pakaian orang kafir
Tasyabbuh sudah jelas dilarang oleh Rasulullah, baik itu dilakukan oleh muslim ataupun muslimah.
Dari Abdullah bin Amru bin Ash dia berkata:
“Rasulullah melihat saya mengenakan dua buah kain yang dicelup dengan warna ushfur, maka beliau bersabda: Sungguh ini merupakan pakaian orang-orang kafir maka jangan memakainya”
(HR. Muslim 6/144, hadits Shahih)

6. Isbal (panjang melewati mata kaki)
Berbeda dengan laki-laki yang diharamkan isbal, maka perempuan diwajibkan untuk isbal.
Ibnu Umar berkata: Rasulullah bersabda :
“Barangsiapa menghela pakaiannya lantaran angkuh, maka Allah tidak akan sudi melihatnya pada hari kiamat. Lantas Ummu Salamah bertanya:”Lalu, bagaimana yang mesti dilakukan oleh kaum wanita denngan bagian ujung pakaiannya? Beliau menjawab: hendaklah mereka menurunkan satu jengkal!Ummu Salamah berkata: Kalau begitu telapak kaki mereka terbuka jadinya. Lalu Nabi bersabda lagi:Kalau begitu hendaklah mereka menurunkan satu hasta dan jangan lebih dari itu!”
(HR.Tirmidzi (III/47) At-Tirmidzi berkata hadits ini Shahih)
Secara umum, terdapat paradoks fungsi pakaian bagi perempuan. Pakaian bisa berfungsi sebagai alat penutup keindahan tubuh perempuan tapi bisa juga berfungsi sebagai alat untuk menonjolkan keindahan tubuh mereka. Nah, di dalam Islam, fungsi yang diakui hanyalah fungsi pertama, pakaian sebagai alat penutup keindahan tubuh perempuan (menutup aurat).
Namun kemudian timbul pertanyaan, apakah penutup keindahan itu boleh diwujudkan dalam bentuk yang indah?
Boleh jadi pakaian seorang perempuan muslimah sudah memenuhi syarat 1 sampai 5 di atas, tapi kemudian pakaian syar’inya ditambah berbagai macam motif, model, hiasan dan aksesori yang begitu ‘indah’.
Menghadapi fenomena ini hendaknya kita kembali pada hikmah adanya persyaratan pakaian perempuan muslimah seperti yang telah disebutkan di atas. Semua syarat tersebut bermuara pada upaya menutup keindahan perempuan di depan laki-laki yang tidak berhak. Kalau sudah seperti ini, menjadi tidak masuk akal kalau kemudian pakaian yang menjadi penutup keindahan perempuan itu ternyata indah dan menarik perhatian laki-laki yang tidak berhak.
Firman Allah dalam surat An-Nuur ayat 31 :
“dan janganlah kaum wanita itu menampakkan perhiasan mereka”
Firman Allah dalam surat Al-Ahzab ayat 33:
“Dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu”
Perlu digarisbawahi bahwa ketika kita sedang membicarakan mengenai syariat (termasuk syariat pakaian perempuan muslimah ini) maka kita sedang membicarakan mengenai hal yang PASTI bermaslahat bagi manusia. Dalam masalah pakaian perempuan muslimah ini sudah jelas bahwa subjek yang paling diuntungkan adalah sang perempuan muslimah itu sendiri. Keindahannya akan terjaga dari pandangan dan jamahan laki-laki yang tidak berhak.
Terkait dengan dilarangnya perhiasan pada pakaian perempuan, bagaimana dengan fenomena bahwa ‘perempuan itu sebenarnya gemar bersolek’?
Sebenarnya syariat sudah pasti sesuai dengan fitrah manusia (termasuk perempuan). Dan untuk fenomena ‘perempuan yang gemar bersolek’ sebenarnya syariat tidak melarang perempuan untuk bersolek asalkan tepat waktu dan tepat tempat. Yaitu di rumahnya secara umum dan khususnya di hadapan suaminya sendiri. Mau bersolek seperti apa pun terserah.
Kesimpulannya: Syarat Pakaian Perempuan Muslimah itu tidak hanya ada enam sebagaimana yang saya sebutkan pada bagian pertama tulisan ini namun ada tujuh:

1. Menutupi aurat
2. Kainnya tidak boleh tipis
3. Longgar, tidak ketat, yang bisa membentuk tubuh
4. Tidak pakai wewangian
5. Tidak tasyabbuh dengan pakaian orang kafir
6. Isbal
7. Bukan berfungsi sebagai perhiasan

Keindahan/ Kecantikan perempuan dapat dibagi menjadi tiga kategori:

a. Seksi
Keindahan ini terkait dengan keseluruhan bentuk tubuh. Keindahan ini harus ditutupi dari laki-laki yang tidak berhak dengan pakaian yang memenuhi syarat pertama, kedua dan ketiga di atas.

b. Cantik
Keindahan ini terkait dengan keseluruhan penampilan. Keindahan ini harus ditutupi dari laki-laki yang tidak berhak dengan memakai pakaian syar’i yang memenuhi syarat pertama sampai kelima plus tidak boleh tabarruj dalam penampilan. Atau dengan lugas dapat dikatakan dengan memakai pakaian syar’i yang tidak berhiasan, tidak bermodel, tidak bermotif, tidak beraksesoris dan tentunya… tidak bermake up.

c. Manis
Keindahan ini terkait dengan wajah secara khusus atau kepala secara umum. Keindahan ini bisa ditutupi dari laki-laki yang tidak berhak dengan khimar (kerudung) dan cadar (niqab).
Khusus untuk yang mengikuti pendapat bahwa wajah tidak wajib ditutupi (termasuk saya), maka cadar/niqab hanya menjadi keutamaan saja. Pemakaiannya diserahkan pada Anda. Jika Anda menilai istri, ibu, saudara, atau anak perempuan Anda cukup manis wajahnya dan cukup menebarkan fitnah pada laki-laki ajnabiy, maka sarankahlah dia agar metutup wajahnya dengan cadar/niqab. Atau jika Anda termasuk laki-laki yang pencemburu, yang sering merasa tidak rela kalau ada laki-laki ajnabiy melirik wajah istri, ibu, saudara, atau anak perempuan Anda, maka sarankanlah mereka untuk memakai cadar/niqab.
Khusus untuk istri dan anak perempuan, maka Anda sebagai suami atau ayahnya berhak untuk memaksakan mereka agar memakai cadar/niqob. Walaupun tentunya lebih baik lagi jika dilakukan dialog dengan argumentasi dan persuasi yang baik.
Wallohu a’lam

Sabtu, 18 Desember 2010

akhwat most wanted


Siapa yang gak mau jadi Akhwat idaman ? Walau tidak semua ingin dipuja dan dinobatkan sebagai "Miss Akhwat " tapi semua pasti ingin menjadi Akhwat Idaman. Bukan saja jadi anggota FBI (Female Bidikan Ikhwan), tapi juga jadi idaman dan kecintaan Allah dan RasulNya.

Yup, Akhwat Most wanted, entah siapa dia ? Semua pembicaraan para Ikhwan selalu menyebut namanya. Dia bukan siapa-siapa. Dia tak cantik juga tak buruk rupa, dia tak kaya juga tak Miskin, dia tak selembut Khadijah, tak setabah Fathimah ataupun secantik Aisyah. Dia begitu biasa dan sangat Sederhana !.

Dia Lemah, tapi tak pernah seorang pria pun mengganggunya. Hijabnya adalah Tameng Nafsu, dan tunduk pandanganya adalah pedang penebas Syahwat. Semua takjub menatapnya, dan semua kegum akan dirinya. Di mata manusia ia pelita, dimata Allah ia Mutiara !

Dia Pemalu, tapi tak pernah kehilangan izzah. Jika siang engkau akan melihatnya dibalik hijab dan jika malam jangan cari ia digelap dunia. Karena ia sedang sujud, matanya sembab memuja Rabb-Nya.

Dia indah walau tak cantik. Banyak yang bilang dia indah karena hatinya, Karenanya ia selalu memohon ampun pada Rabb-Nya. Memohon dijauhkan dari ria dan Fitnah, akan getar hati kaum Adam yang mengenangnya.

Dia Lugu tapi tak bodoh. Pikirannya jernih dan selalu mencari kebenaran dari Peciptanya. Dia tak akan kehilangan arah, karena Al Quran selalu menuntunnya, dan As Sunnah menjadi jalannya. Tak henti langkahnya meniti jalan menuju Surga.

Siapa mau seperti dia ?
Neh ada tips buat ukhti semua. Silahkan di coba, beneran....ini Tips Ajaib:

* Usap seluruh wajah dengan bedak merk *Air Wudhu,* niscaya akan bercahaya sepanjang masa.

* Gunakan pemerah pipi dari kosmetik *Mustika Rasa Malu* agar senantiasa terjaga iman.

* Oleskan lipstik *Kejujuran* pada bibir, agar senantiasa manis dalam bertutuk kata. Serta tambahkan lip-gloss *Tutur Kata Lemah Lembut* agar bibir terlihat indah bercahaya.

* Hiasi mata dengan maskara *Ghadhul Bashor* (menundukan pandangan) agar semakin lentik, bening dan jernih.

* Pakailah sabun wangi *Istighfar* untuk menghilangkan kotoran badan berupa dosa dan kesalahan, hingga harum setia setiap saat.

* Rawat rambut dengan shanpo berupa *Jilbab Islami* untuk mencegah dan menghilangkan ketombe berupa pandangan laki-laki yang membahayakan

* Hiasi tangan dengan gelang emas *Tawadhu* menengadahkan tangan beserah diri hanya kepada Allah.

* Hiasi jari-jari dengan cincin bermata *Ukhuwah* agar semakin erat persahabatan.

* Hiasi badan dengan baju dari rumah mode *Kesucian dan Taqwa* yang dapat membaluti tubuh agar senantiasa menutup aurat, menjaga diri dari pakaian tipis, tembus pandang.

Coba deh....dan rasain bedanya jadi kategori "Akhwat Most Wanted !".
Wassalamu alaikum

Kamis, 16 Desember 2010

***>>>wanita soleha<<<***


Cinta adalah jika dua insan dipertemukan oleh Allah dalam sebuah ikatan nikah yang suci, mengikat janji dalam kalimat yang nilainya setara dengan perjanjian nabi-nabi ulul azmi atau bahkan janji Nabi Musa beserta Bani Israel. Cinta bukanlah ungkapan basa-basi, juga bukan permainan kata-kata tanpa makna. Namun cinta lahir dari kedalaman hati dan sebuah konsekwensi diri bahwa cinta pasti kekal abadi sekekal pertemuan kita nanti dengan ilahi Rabbi, di taman surgawi.


Ada banyak faktor yang bisa menjadi sebab munculnya rasa cinta seorang pria kepada wanita untuk diperistri. Setidak-tidaknya seperti di bawah ini :


1. Karena akidahnya yang Shahih


Keluarga adalah salah satu benteng akidah. Sebagai benteng akidah, keluarga harus benar-benar kokoh dan tidak bisa ditembus. Jika rapuh, maka rusaklah segala-galanya dan seluruh anggota keluarga tidak mungkin selamat dunia-akhirat. Dan faktor penting yang bisa membantu seorang lelaki menjaga kekokohan benteng rumah tangganya adalah istri shalihah yang berakidah shahih serta paham betul akan peran dan fungsinya sebagai madrasah bagi calon pemimpin umat generasi mendatang.

Allah menekankah hal ini dalam firmanNya, “Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.” (Al-Baqarah: 221)

2. Karena paham agama dan mengamalkannya


Ada banyak hal yang membuat seorang lelaki mencintai wanita. Ada yang karena kemolekannya semata. Ada juga karena status sosialnya. Tidak sedikit lelaki menikahi wanita karena wanita itu kaya. Tapi, kata Rasulullah yang beruntung adalah lelaki yang mendapatkan wanita yang faqih dalam urusan agamanya. Itulah wanita dambaan yang lelaki shalih.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw. bersabda, “Wanita dinikahi karena empat perkara: karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka, ambillah wanita yang memiliki agama (wanita shalihah), kamu akan beruntung.” (Bukhari dan Muslim)

Rasulullah saw. juga menegaskan, “Dunia adalah perhiasan, dan perhiasan dunia yang paling baik adalah wanita yang shalihah.” (Muslim, Ibnu Majah, dan Nasa’i).

Jadi ?:-? , hanya lelaki yang tidak berakal yang tidak mencintai wanita shalihah.


3. Dari keturunan yang baik


Rasulullah saw. mewanti-wanti kaum lelaki yang shalih untuk tidak asal menikahi wanita. “Jauhilah rumput hijau sampah!” Mereka bertanya, “Apakah rumput hijau sampah itu, ya Rasulullah?” Nabi menjawab, “Wanita yang baik tetapi tinggal di tempat yang buruk.” (Daruquthni, Askari, dan Ibnu ‘Adi)

Karena itu Rasulullah saw. memberi tuntunan kepada kaum lelaki yang beriman untuk selektif dalam mencari istri. Bukan saja harus mencari wanita yang tinggal di tempat yang baik, tapi juga yang punya paman dan saudara-saudara yang baik kualitasnya. “Pilihlah yang terbaik untuk nutfah-nutfah kalian, dan nikahilah orang-orang yang sepadan (wanita-wanita) dan nikahilah (wanita-wanitamu) kepada mereka (laki-laki yang sepadan),” kata Rasulullah. (Ibnu Majah, Daruquthni, Hakim, dan Baihaqi).

“Carilah tempat-tempat yang cukup baik untuk benih kamu, karena seorang lelaki itu mungkin menyerupai paman-pamannya,” begitu perintah Rasulullah saw. lagi. “Nikahilah di dalam “kamar” yang shalih, karena perangai orang tua (keturunan) itu menurun kepada anak.” (Ibnu ‘Adi)

Karena itu, Utsman bin Abi Al-’Ash Ats-Tsaqafi menasihati anak-anaknya agar memilih benih yang baik dan menghindari keturunan yang jelek. “Wahai anakku, orang menikah itu laksana orang menanam. Karena itu hendaklah seseorang melihat dulu tempat penanamannya. Keturunan yang jelek itu jarang sekali melahirkan (anak), maka pilihlah yang baik meskipun agak lama.”

4. Masih gadis


Siapapun tahu, gadis yang belum pernah dinikahi masih punya sifat-sifat alami seorang wanita. Penuh rasa malu, manis dalam berbahasa dan bertutur, manja, takut berbuat khianat, dan tidak pernah ada ikatan perasaan dalam hatinya. Cinta dari seorang gadis lebih murni karena tidak pernah dibagi dengan orang lain, kecuali suaminya.

Karena itu, Rasulullah saw. menganjurkan menikah dengan gadis. “Hendaklah kalian menikah dengan gadis, karena mereka lebih manis tutur katanya, lebih mudah mempunyai keturunan, lebih sedikit kamarnya dan lebih mudah menerima yang sedikit,” begitu sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Baihaqi.

Tentang hal ini A’isyah pernah menanyakan langsung ke Rasulullah saw. “Ya Rasulullah, bagaimana pendapatmu jika engkau turun di sebuah lembah lalu pada lembah itu ada pohon yang belum pernah digembalai, dan ada pula pohon yang sudah pernah digembalai; di manakah engkau akan menggembalakan untamu?” Nabi menjawab, “Pada yang belum pernah digembalai.” Lalu A’isyah berkata, “Itulah aku.”

Menikahi gadis perawan akan melahirkan cinta yang kuat dan mengukuhkan pertahanan dan kesucian. Namun, dalam kondisi tertentu menikahi janda kadang lebih baik daripada menikahi seorang gadis. Ini terjadi pada kasus seorang sahabat bernama Jabir.

Rasulullah saw. sepulang dari Perang Dzat al-Riqa bertanya Jabir, “Ya Jabir, apakah engkau sudah menikah?” Jabir menjawab, “Sudah, ya Rasulullah.” Beliau bertanya, “Janda atau perawan?” Jabir menjawab, “Janda.” Beliau bersabda, “Kenapa tidak gadis yang engkau dapat saling mesra bersamanya?” Jabir menjawab, “Ya Rasulullah, sesungguhnya ayahku telah gugur di medan Uhud dan meninggalkan tujuh anak perempuan. Karena itu aku menikahi wanita yang dapat mengurus mereka.” Nabi bersabda, “Engkau benar, insya Allah.”

5. Sehat jasmani dan penyayang


Sahabat Ma’qal bin Yasar berkata, “Seorang lelaki datang menghadap Nabi saw. seraya berkata, “Sesungguhnya aku mendapati seorang wanita yang baik dan cantik, namun ia tidak bisa melahirkan. Apa sebaiknya aku menikahinya?” Beliau menjawab, “Jangan.” Selanjutnya ia pun menghadap Nabi saw. untuk kedua kalinya, dan ternyata Nabi saw. tetap mencegahnya. Kemudian ia pun datang untuk ketiga kalinya, lalu Nabi saw. bersabda, “Nikahilah wanita yang banyak anak, karena sesungguhnya aku akan membanggakan banyaknya jumlah kalian di hadapan umat-umat lain.” (Abu Dawud dan Nasa’i).

Karena itu, Rasulullah menegaskan, “Nikahilah wanita-wanita yang subur dan penyayang. Karena sesungguhnya aku bangga dengan banyaknya kalian dari umat lain.” (Abu Daud dan An-Nasa’i)

6. Berakhlak mulia


Abu Hasan Al-Mawardi dalam Kitab Nasihat Al-Muluk mengutip perkataan Umar bin Khattab tentang memilih istri baik merupakan hak anak atas ayahnya, “Hak seorang anak yang pertama-tama adalah mendapatkan seorang ibu yang sesuai dengan pilihannya, memilih wanita yang akan melahirkannya. Yaitu seorang wanita yang mempunyai kecantikan, mulia, beragama, menjaga kesuciannya, pandai mengatur urusan rumah tangga, berakhlak mulia, mempunyai mentalitas yang baik dan sempurna serta mematuhi suaminya dalam segala keadaan.”

7. Lemah-lembut


Imam Ahmad meriwayatkan hadits dari A’isyah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Wahai A’isyah, bersikap lemah lembutlah, karena sesungguhnya Allah itu jika menghendaki kebaikan kepada sebuah keluarga, maka Allah menunjukkan mereka kepada sifat lembah lembut ini.” Dalam riwayat lain disebutkan, “Jika Allah menghendaki suatu kebaikan pada sebuah keluarga, maka Allah memasukkan sifat lemah lembut ke dalam diri mereka.”

8. Menyejukkan pandangan


Rasulullah saw. bersabda, “Tidakkah mau aku kabarkan kepada kalian tentang sesuatu yang paling baik dari seorang wanita? (Yaitu) wanita shalihah adalah wanita yang jika dilihat oleh suaminya menyenangkan, jika diperintah ia mentaatinya, dan jika suaminya meninggalkannya ia menjaga diri dan harta suaminya.” (Abu daud dan An-Nasa’i)

“Sesungguhnya sebaik-baik wanitamu adalah yang beranak, besar cintanya, pemegang rahasia, berjiwa tegar terhadap keluarganya, patuh terhadap suaminya, pesolek bagi suaminya, menjaga diri terhadap lelaki lain, taat kepada ucapan dan perintah suaminya dan bila berdua dengan suami dia pasrahkan dirinya kepada kehendak suaminya serta tidak berlaku seolah seperti lelaki terhadap suaminya,” begitu kata Rasulullah saw. lagi.

Maka tak heran jika Asma’ binti Kharijah mewasiatkan beberapa hal kepada putrinya yang hendak menikah. “Engkau akan keluar dari kehidupan yang di dalamnya tidak terdapat keturunan. Engkau akan pergi ke tempat tidur, di mana kami tidak mengenalinya dan teman yang belum tentu menyayangimu. Jadilah kamu seperti bumi bagi suamimu, maka ia laksana langit. Jadilah kamu seperti tanah yang datar baginya, maka ia akan menjadi penyangga bagimu. Jadilah kamu di hadapannya seperti budah perempuan, maka ia akan menjadi seorang hamba bagimu. Janganlah kamu menutupi diri darinya, akibatnya ia bisa melemparmu. Jangan pula kamu menjauhinya yang bisa mengakibatkan ia melupakanmu. Jika ia mendekat kepadamu, maka kamu harus lebih mengakrabinya. Jika ia menjauh, maka hendaklah kamu menjauh darinya. Janganlah kami menilainya kecuali dalam hal-hal yang baik saja. Dan janganlah kamu mendengarkannya kecuali kamu menyimak dengan baik dan jangan kamu melihatnya kecuali dengan pandangan yang menyejukan.”

9. Realistis dalam menuntut hak dan melaksanakan kewajiban


Salah satu sifat terpuji seorang wanita yang patut dicintai seorang lelaki shalih adalah qana’ah. Bukan saja qana’ah atas segala ketentuan yang Allah tetapkan dalam Al-Qur’an, tetapi juga qana’ah dalam menerima pemberian suami. “Sebaik-baik istri adalah apabila diberi, dia bersyukur; dan bila tak diberi, dia bersabar. Engkau senang bisa memandangnya dan dia taat bila engkau menyuruhnya.” Karena itu tak heran jika acapkali melepas suaminya di depan pintu untuk pergi mencari rezeki, mereka berkata, “Jangan engkau mencari nafkah dari barang yang haram, karena kami masih sanggup menahan lapar, tapi kami tidak sanggup menahan panasnya api jahanam.”

Kata Rasulullah, “Istri yang paling berkah adalah yang paling sedikit biayanya.” (Ahmad, Al-Hakim, dan Baihaqi dari A’isyah r.a.)

Tapi, “Para wanita mempunyai hak sebagaimana mereka mempunyai kewajiban menurut kepantasan dan kewajaran,” begitu firman Allah swt. di surah Al-Baqarah ayat 228. Pelayanan yang diberikan seorang istri sebanding dengan jaminan dan nafkah yang diberikan suaminya. Ini perintah Allah kepada para suami, “Berilah tempat tinggal bagi perempuan-perempuan seperti yang kau tempati. Jangan kamu sakiti mereka dengan maksud menekan.” (At-Thalaq: 6)

10. Menolong suami dan mendorong keluarga untuk bertakwa


Istri yang shalihah adalah harta simpanan yang sesungguhnya yang bisa kita jadikan tabungan di dunia dan akhirat. Iman Tirmidzi meriwayatkan bahwa sahabat Tsauban mengatakan, “Ketika turun ayat ‘walladzina yaknizuna… (orang yang menyimpan emas dan perak serta tidak menafkahkannya di jalan Allah), kami sedang bersama Rasulullah saw. dalam suatu perjalanan. Lalu, sebagian dari sahabat berkata, “Ayat ini turun mengenai emas dan perak. Andaikan kami tahu ada harta yang lebih baik, tentu akan kami ambil”. Rasulullah saw. kemudian bersabda, “Yang lebih utama lagi adalah lidah yang berdzikir, hati yang bersyukur, dan istri shalihah yang akan membantu seorang mukmin untuk memelihara keimanannya.”

11. Mengerti kelebihan dan kekurangan suaminya


Nailah binti Al-Fafishah Al-Kalbiyah adalah seorang gadis muda yang dinikahkan keluarganya dengan Utsman bin Affan yang berusia sekitar 80 tahun. Ketika itu Utsman bertanya, “Apakah kamu senang dengan ketuaanku ini?” “Saya adalah wanita yang menyukai lelaki dengan ketuaannya,” jawab Nailah. “Tapi ketuaanku ini terlalu renta.” Nailah menjawab, “Engkau telah habiskan masa mudamu bersama Rasulullah saw. dan itu lebih aku sukai dari segala-galanya.”

12. Pandai bersyukur kepada suami


Rasulullah saw. bersabda, “Allah tidak akan melihat kepada seorang istri yang tidak bersyukur (berterima kasih) kepada suaminya, sedang ia sangat membutuhkannya.” (An-Nasa’i).

13. Cerdas dan bijak dalam menyampaikan pendapat


Siapa yang tidak suka dengan wanita bijak seperti Ummu Salamah? Setelah Perjanjian Hudhaibiyah ditandatangani, Rasulullah saw. memerintahkan para sahabat untuk bertahallul, menyembelih kambing, dan bercukur, lalu menyiapkan onta untuk kembali pulang ke Madinah. Tetapi, para sabahat tidak merespon perintah itu karena kecewa dengan isi perjanjian yang sepertinya merugikan pihak kaum muslimin.

Rasulullah saw. menemui Ummu Salamah dan berkata, “Orang Islam telah rusak, wahai Ummu Salamah. Aku memerintahkan mereka, tetapi mereka tidak mau mengikuti.”

Dengan kecerdasan dalam menganalisis kejadian, Ummu Salamah mengungkapkan pendapatnya dengan fasih dan bijak, “Ya Rasulullah, di hadapan mereka Rasul merupakan contoh dan teladan yang baik. Keluarlah Rasul, temui mereka, sembelihlah kambing, dan bercukurlah. Aku tidak ragu bahwa mereka akan mengikuti Rasul dan meniru apa yang Rasul kerjakan.”


Subhanallah, Ummu Salamah benar. Rasulullah keluar, bercukur, menyembelih kambing, dan melepas baju ihram. Para sahabat meniru apa yang Rasulullah kerjakan. Inilah berkah dari wanita cerdas lagi bijak dalam menyampaikan pendapat. Wanita seperti inilah yang patut mendapat cinta dari seorang lelaki yang shalih.



Dia ...
Adalah wanita beriman kepada AllAh
Dia, istiqomah berbungkus busana muslimah
Dia, khusu� dan jauhkan bermega-megah
Dia, ramah penjaga amanah
Dia, hiasan dunia yang palaing indah
Dia, wanita nan tengah dinanti-nanti jannah
Dialah Wanita soleha"



Wassalamulaikum wr.wb.